Kepahiang, suaramahardika.id – Beberapa bangunan sekolah yang rusak dan masih terbelakang sapras dibeberapa sekolah dalam Kota dan desa di Kabupaten mejadi sototan anggota DPRD . Namun ada beberapa alasan sehingga anggaran untuk bangunan sekolah ini belum terakomodir.
Kepala Dinas Pendidkkan dan Kebudayaan Kabupaten Kepahiang, Dr. Nining Fawelly Fasju, S.Pt.M.M,Selasa ( 13/08/2024) menyampaiakan jika pihaknya rutin melakukan verifikasi dan validasi terhadap sarana dan prasarana setiap satuan pendidikan. Ada beberapa sekolah-sekolah dalam kota maupun desa yang unit bangunannya rusak namun belum teratasi hingga saat ini karena terkendala jumlah siswa untuk menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) sementara bantuan APBD terkendala kondisi keuangan daerah yang memprihatinkan.
” Seleksi untuk dapat menerima dana DAK itu jumlah siswanya harus diatas 60 orang, sementara sekolah ini siswanya kurang lebih hanya 40 orang, sedangkan APBD belum dapat diakomodir dengan kondisi keuangan daerah saat ini,” sampai Nining.
Berdasarkan pendataan sekolah yang memilki fasilitas minim selalu rutin dilaporkan, terkait kondisi bangunan dan laporan sarana prasarana setiap tahunnya. Dari total 103 Sekolah Dasar(SD) Negeri dan Swasta, Sekolah Menengah Pertama(SMP) 10 sekolah, 4 Taman Kanak-Kanak (TK) Pembina dan puluhan TK Swasta, serta 1 SKB SPNF, ada 30 unit bangunan sekolah yang rusak dan 1 sekolah dengan kondisi rusak parah.
” Setiap tahunnya kita merakukan verval terhadap sarana dan prasarana sekolah, sudah dilakuakan bulan Maret lalu. Ada 30 unit banguanan sekolah yang rusak dari seluruh total sekolah yang ada dan 1 unit sekolah yang rusak parah yaitu SD Air Punggur yang masih dengan bangunan semi permanen lantai rusak dan dinding kayu yang sudah lapuk,” ujar Nining.
Namun untuk sekolah dengan kerusakan ringan diterangkan Kadis dapat memanfaatkan Dana BOS.
” Kalo sekedar Pintu rusak atau Plafon rusak sedikit bisa menggunakan Dana Bos,” terangnya. ( Fro-01)
