Kepahiang, suaramahardika.id – Bertempat di Bukit Kristal Desa Suka Merindu telah dilaksanakan kegiatan pemantapan nilai-nilai kebangsaan melalui terapi tulisan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief bersama TBM Cahaya Kepahiang, Minggu (24/11/2024).
Dalam sambutannya, Senator Hj Leni Haryati John Latief mengatakan bahwa acara-acara seperti ini sangat positif dan perlu didukung.
“Menulis bisa menjadi media bagi anak muda dalam membentuk nilai-nilai kebangsaan melalui tulisan,” kata Hj Leni Haryati John Latief.
Ibu kandung Hj Riri Damayanti John Latief ini menjelaskan, sebagai bangsa yang besar dan sedang mempersiapkan bonus demografi tahun 2045 maka perlu memperkuat pilar kebangsaan.
“Ada 4 Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Pilar-pilar tersebut harus dipahami dan dilaksanakan secara konsisten. Sebab, keempat pilar tersebut menjaga kemajemukan sama halnya dengan mempertahankan dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia terutama di tengah tahun politik,” ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menekankan, salah satu tugas anggota DPD/MPR RI adalah memastikan Pilkada berjalan lancar, aman, dan damai.
“Maka tidak perlu takut dan sembunyi-sembunyi. Mari gunakan hak pilih anda dengan cara datang ke TPS tanggal 27 November nanti, jangan golput,” tandas Hj Leni Haryati John Latief.
Sementara itu, Kms Fahrudin, Ketua TBM Cahaya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Senator Leni John Latief karena telah mendukung kegiatan literasi seperti ini.
Narasumber kegiatan adalah Helmiyesi atau akrab disapa Umi Yesi, seorang penulis dan terapis PPA For Healing, mmemberikan materi dengan judul Menjadi Pribadi yang Tenang melalui Terapi Menulis.
“Menulis itu dapat menyehatkan jiwa. Dapat pula merubah karakter pemuda agar sesuai dengan karakter bangsa,” tutur Umi Yesi.
Peserta berjumlah ratusan orang terdiri dari komunitas literasi, pemuda kepahiang, guru-guru PAUD, kelompok pengajian, dan masyarakat umum yang tertarik untuk terapi menulis.
Kegiatan kelas menulis ini adalah kegiatan rutin yang dikemas dalam bentuk terapi menulis sabusabu (satu bulan satu buku).
Kegiatan berjalan lancar dan ceria. Peserta dibekali juga dengan buku-buku yang bertema tentang kebangsaan. [**]