Kepahiang, suaramahardika.id – Acara Apresiasi Pemenang Lomba Desain Kain Diwo Dengan Aksara Ulu nKaganga membuka kesempatan kepada 6 orang para pemenang untuk mempresentasikan karyanya Pengrajin batik di kabupaten kepahiang kepada anggota DPD RI 2 periode Hj. Riri Damayanti Jhon Latief, Sabtu ( 14/09).
Pengumuman Pemenang dari pelaksanaan lomba desain Melukis Kain Diwo Kontemporer Dengan Aksara Ulu atau lebih akrab dikenal dengan Kaganga yang digelar Yayasan Az-Zahra Kepahiang bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi terbukti memunculkan bakat dengan berbagai kreasi dari berbagai kalangan, Bukan hanya bagi pengrajin batik saja.
Helmiyesi,M.Si Ketua Yayasan Az-zahra berharap kedepannya pengrajin Batik Diwo bisa tetap berkembang dan bertahan sebagai budaya lokal dan mempunyai ciri khas milik Kabupaten Kepahiang. Salah satu kendala yakni terkait pemasaran Batik Diwo tentunya akan menjadi ancaman serius punahnya pengrajin batik yang memoertahankan budaya kearifan lokal jika tidak didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah.
” Harapan kami dari motif pemenang lomba ini akan dipatenkan untuk menjadi pengembangan Batik Diwo di Kepahiang yang bisa tampil sebagai ciri khas batiknya Kepahiang dan dapat digunakan di Instansi Pemerintah sehingga para pengrajin tetap bedaya,” sampai Umi Yesi.
Penyampian itu disambut baik Riri, dikataknnya bahwa salah satu Visi Misinya adalah membangun industri kreatif dan mendukung UMKM guna mendorong kemandirian ekonomi daerah sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang.
Banyak pengrajin batik di seluruh wilayah nusantara yang memiliki ciri khas motif tersendiri. Begitu juga Batik Diwo milik Kabupaten Kepahiang hendaknya menjadi Identitas masyarakat Kepahiang sehingga kedepannya ada peluang meningkatkan perekonomian pengrajin batik. Peran Pemerintah Daerah tentunya sangat penting, untuk kemajuan perekonomian UMKM ini, apalagi harga batik yang mahal dengan pengerjaan manual dan biaya produksi tinggi tentunya alah dengan batik printing di pasaran baik dari harga maupun kwalitas.
” Saya setiap kunjungan ke luar negeri dan kekuar daerah sering membawa buah tangan berupa batik dan mereka sangat senang menerimanya. Periode pertama saya di DPD setiap acara penting kami diinstruksikan untuk menggunakan batik nusantara. Artinya ada kesempatan meningkatkan perekonomian pengrajin batik jika dibantu sasaran pemasarannya oleh Pemerintah Daerah.”
Lebih jauh Riri menengaskan jika para pengrajin perlu study tiru ke kota batik terkenal seperti Pekalongan, sehingga para pengrajin dapat meningkatkan kwalitas hasil karyanya. (Fro-01)